Minggu, 17 Juni 2012

Aku Bukan Kim Yoon Hye (lanjutan)


Yoon Hye berlari kencang. Ia teringat kembali pada perkataan guru Ah Jung. “Tadi ada seorang wanita muda berpakaian hitam dating kemari. Ia menanyakan tentang kau dan Ibu mu. Lebih baik, kau segera cepat pulang. Ibu, takut terjadi sesuatu. Sebenarnya Ibu tidak boleh memberitahukan ini padamu, tapi Ibu tidak bisa merahasiakan ini darimu, Yoon Hye”. Langit pun berubah menjadi gelap gulita. Setitik demi setitik hujan turun perlahan. Yoon Hye sempat terjatuh namun dia bangkit kembali. “I…Ibu!” teriaknya keras. Tak lama sampailah ia di rumah segera ia buka pintu dengan keras. “Ibu, Ibu, Ibu…” Yoon Hye melihat Ibu duduk terdiam berhadapan dengan seorang wanita muda yang berpakaian hitam. “Yoon Hye, kau sudah pulang. Kau kehujanan ya? Ayo, cepat ganti baju nanti kau kedinginan”, kata Ibu dengan suara lembut. “dia siapa, Bu?” Tanya Yoon Hye sambil menunjuk kea rah gadis tersebut. “Oh, dia pengawal Chee. Ayo cepat ganti baju”, suruh Ibu lagi. “Pengawal? Untuk apa dia kemari?” Yoon Hye lalu mendekati wanita tersebut. “Kau ada perlu apa kemari? Kau dari mana?” Tanya Yoon Hye. “Aku dari kerajaan Inggris. Aku diutus oleh Ratu untuk dating kemari”, jawabnya lembut. “Inggris? Ratu? Kau berbohong ya?” Tanya Yoon Hye lagi. “Sudah Yoon Hye! Lebig baik kau ganti baju dulu”, ajak Ibu. “Aku tidak mau. Aku berlari-lari kemari karena Ibu Guru Ah Jung bilang wanita ini dating ke sekolah dan bertanya banyak hal tentangku”, cerita Yoon Hye. Ibu lalu terdiam. “Aku betul-betul dari Inggris”, jawab Baek Hae Won lagi. “Aku tidak percaya, aku ini mengenal Inggris bahkan aku fasih berbahasa Inggris. Jangan berbohong”, Yoon Hye tertawa. “Yoon Hye, hentikan tawamu”, perintah Ibu. “Loh, memang kenpa Bu? Aku hanya geli mendengar perkataan kakak ini”, kata Yoon Hye lagi. Gadis itu mengeluarkan stempel Kerajaan dan juga surat dari sang ratu. “Aku tidak bisa menunngu lagi. Nona Kim Yoon Hye, anda harus ikut saya ke Inggris!” jelas pengawal Chee. Yoon Hye tertawa geli. “Hey, aku tahu kau, sekarang mengetahui bahwa aku penggemar Inggris dan bermimpi untuk kesana. Tapi kaka pengawal, ini sungguh tidak lucu! Jangan berbohongseperti ini! Aku bukan anak kecil lagi”, jawab Yoon Hye. “Aku tidak sama sekali bercanda, alas an aku mengapa datang untuk menjemput Putri Pangeran Richard yaitu anda, Nona Kim Yoon Hye”, jelas pengawal lagi. “Hahaha, kau benar-benar penipu yang ulung goda Yoon Hye. “Yoon Hye, pengawal Chee benar kau Putri Pangeran Richard”, kata Ibu tenang. Yoon Hye berhenti tertawa. “Apa? Ibu berbohong kan?”, tanyaku. “Tidak, Ibu benar-benar serius. Kau anak dari Putri Pangeran Inggris”, jawab Ibu lagi. “Apa Putri Pangeran Inggris? Ibu, Ibu jangan bercnada seperti ini, tidak lucu sama sekali”, suara Yoon Hye meninggi. Ibu member kode pada pengawal Chee untuk meninggalkan mereka. Dan akhirnya mereka tinggal berdua saja. “Yoon Hye, anak Ibu, kau suka sekali Inggris kan?” Tanya Ibulembut. “Iya, bu.. tapi ini sama sekali tidak lucu”, suara Yoon Hye terdengar sendu. “Dengar, Ibu saying padamu, Ibu tidak mungkin berbohong. Kau benar-benar Putri sah dari pangeran Inggris Richard, nak”. Kini air mata Ibu mulai menetes. “I..Ibu, aku, aku….” Yoon Hye pun menangis. Sore itu hujan lebat terus mendatangi kota Seoul tanpa henti.
***
“Kim Yoon Min, kau memang gadis korea yang pandai” puji seorang wanita paruh baya tersebut. Yoon Min tersenyum. “Putraku, sangat mencintaimu, tapi…. Dia tidak bisa memilikimu. Seandainya kau terlahir sebagai seorang Putri Bangsawan, kau pasti bisa memilikinya. Yoon Min pergilah dan jagalah dirimu baik-baik”, ujarnya lagi. “Ratu aku akan selalu berdo’a untuk kebahagiaan Richard dan Alice. Semoga mereka hidup bahagia”, kata Yoon Min. “Kau pasti sedih, betulkan Yoon Min!” kini sang Ratu menghadap wajahnya pada Yoon Min. “A…Aku baik-baik saja, siapalah aku? Aku hanya seorang gadis beruntung yang dapat mengenal Ratu dan Pangeran”, jawabnya. “Berjanjilah Yoon Min, jika samapi kau melahirkan anak dari buah cintamu dengan Richard. Serahkan dia padaku”, Yoon Min terkejut mendengar perkataan sang Ratu. “Ra…Ratu”, ujarnya. “Aku tahu Yoon Min, aku selalu tahu…”
***
“Yoon Hye”, Yoon Hye segera menoleh kea rah sumber suara. “Hye Mi, Chae Rim”, katanya. Mereka lalu berpelukan. “Kau jahat Yoon Hye, kau jahat”, seru Hye Mi. “Ku dengar dari Ibu Ah Jung, kau….kau mau pergi”, ujar Chae Rim. “Teman-teman, aku tidak akan pergi lama kok”, Yoon Hye berusaha menghibur. “Bohong, kau pasti akan selamanya disana, tidak mungkin hanya sebentar”, seru Chae Rim. “Yoon Hye, aku emang suka kesal jika kau mendapat nilai seratus dalam setiap pelajaran tapi aku tidak akan pernah mau berpisah denganmu”, Hye Mi mulai menangis. Aku sedih melihat mereka menangis. “Sudahlah, teman-teman jangan kalian menangis”. “Yoon Hye”. Aku lalu meliihat kak Yi Soo sudah berdiri didepanku. “Kak Yi Soo”.
***
“Jadi, anak itu sudah mengerti. Lalu kapan kau akan kembali”, seorang wanita paruh baya dengan menggunakan baju tidur sedang berbicara melalui telepon. Hari telah larut, namun dia belum tidur. Meski dia sudah cukup tua, namun dia terlihat tetap cantik walau tanpa baju kerajaan dan mahkotanya. “Iya, Ratu. Kami akan kembali lusa karena besok pagi kami berangkat”, ujar lawan bicara sang Ratu tersebut. “Baiklah kalau begitu. Ingat berhati-hatilah dan jangan samapi ketahuan”, tegas sang Ratu. Lalu ia menutup teleponnya. Ratu pun tersenyum dan memegang dadanya. “Ratu, apa dada anda sakit lagi? Apa perlu saya panggilkan Dokter. Araid?” Tanya sang tangan kanannya. “Tidak, tidak perlu aku sekarang sudah sembuh, cucuku akan segera kembali, Mr. Will”, lalu Ratu tersenyum bahagia.
***
“Kudengar kau akan pergi ke Inggris”, Tanya Kak Yi Soo. Sekilas ku lihat wajah Kak Yi Soo namak sedih. “Aku pun menganggguk. Kini kami hanya berdua saja. Sinar mentari pagi itu membuat ku nyaman berjalan-jalan diluar. “Yoon Hye”, langkah Kak Yi Soo terhenti. Aku menoleh padanya dan menunggu ucapannya. “Jujur saja, sebenarnya dari dulu aku ingin berbicara seperti ini dengan mu. Tapi… aku selalu tidak punya keberanian. Dan menurutku, inilah saatnya aku harus berbicara denganmu”, ucap Kak Yi Soo. Matanya menatapku tajam. “Kak, aku juga ingin berbicara seperti ini denganmu. Tapi, aku juga tidak pernah punya keberanian”, ujar Yoon Hye. Kurasakan semelir anginmenyapu rambutku. Tak lama Kak Yi Soo memegang tanganYoon Hye. “Yoon Hye, kau…kau akan kembali kan?” tanyanya padaku. Entah mengapa hatiku sedih melihat Kak Yi Soo melakukan hal ini padaku. Aku lalu mengambil sesuatu dari saku Rokku dan ku berikan padanya. “Kakak, ini koleksi pertamaku. Walau hanya sebuah pin bergambar bendera Inggris. Aku sangat mengahargai dan menyayanginya. Maukah kakak menyimpan ini untukku dan menungguku.karena aku akan selalu menunggu kakak. Jika nanti kita bertemu tunjukkanlah pin ini padaku kak”, ucap Yoon Hye. Yi Soo lalu mengambil pin itu dan menyimpannya dan aku akan menyusulnya dan ketika aku bertemu denganmu aku akan menunjukkannya padamu.aku berjanji Yoon Hye”, kata Yi Soo lembut. Yoon Hye tersenyum. “Terima kasih, kak”, ujarnya. Melepaskan pegangan tangan Kak Yi Soo. “Aku harus pergi”, lalu bernajak pergi. Di dalam hati Yoon Hye sedih harus meninggalkan Kak Yi Soo. “Ini adalah pertemuanku yang pertama dengannya, tapi kenapa sesedih ini?” Yoon Hye pun berlari pergi. “Kim Yoon Hye”, ujar Kak Yi Soo lembut.

 ini lanjutannya please enjoy :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar